Ternyata Ini Proyek di BSD yang Masuk PSN 2024
Jakarta – Selain proyek Pengembangan Green Area dan Eco-City di lokasi PIK 2, ada juga proyek Pengembangan Kawasan Terpadu Bumi Serpong Damai (BSD) yang masuk dalam daftar 14 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah disetujui Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tahun 2024.
Dalam keterangan resmi yang diunggah dalam situs resmi Kementerian Koordinator bidang Perekonomian disebutkan, proyek di BSD tersebut diperkirakan akan menyerap investasi sebesar Rp 18,54 triliun.
“Proyek ini didukung oleh Menteri Kesehatan yang telah menerbitkan Surat Rekomendasi untuk Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di Kawasan BSD City,” kata Juru Bicara Kemenko Perekonomian Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Pengembangan Kawasan Terpadu di Bumi Serpong Damai tidak dilakukan pada keseluruhan Kawasan BSD, tetapi hanya untuk kawasan dengan luasan sekitar 59,6 Ha.
“Pengembangan wilayah tersebut akan difokuskan pada Pendidikan – Biomedical – Digital
Proyek ini sejalan dengan rencana pengembangan Biomedical Campus Terintegrasi di area tersebut untuk mendukung program pengembangan kualitas pendidikan dan kualitas penanganan kesehatan (medis) secara nasional.
Kawasan ini nantinya juga akan dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang mengembangkan Pendidikan, Riset Kesehatan, Ekonomi Digital, Pengembangan Teknologi, Layanan Kesehatan dan Biomedical.
Untuk pengembangan Biomedical Area di BSD ditargetkan sampai dengan 30 tahun ke depan.
Untuk milestone pertama di 2024 yakni dengan adanya Grand Opening BioMedical Campus di tahun 2024. Lebih lanjut, wilayah yang dipersiapkan sebagai KEK 1 (east district) saat ini telah dilewati oleh Jalan Tol Serpong – Balaraja dan wilayah KEK 2 (west district) nantinya juga akan dilewati oleh Jalan Tol Serpong – Balaraja section 1B.
“Proyek (di BSD) ini juga diperkirakan akan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 10.065 orang secara langsung maupun tidak langsung dengan estimasi Penghematan Devisa sebesar Rp 10,1 triliun dan Perolehan Devisa sebesar Rp 5,6 triliun dari pengembangan layanan Kesehatan dan Biomedical.